MEDIA SCANTER - PUSAT KOREKSI LEMBAR JAWAB KOMPUTER

SO 1 Maret - Veteran Perang : Tak Ada Tuah Magis Dalam Janur Kuning

YOGYA (KRjogja.com) - Selama ini masyarakat meyakini, keberhasilan pejuang tanah air memukul mundur tentara Belanda saat pecah perang 1 Maret 1949, dikarenakan tuah gaib dari janur kuning atau daun kelapa. Namun, dengan tegas anggapan ini ditepis Soemarwan (83), salah seorang veteran yang terlibat langsung peperangan yang kini dikenal luas dengan sebutan Serangan Oemoem 1 Maret tersebut.
"Janur kuning itu untuk membedakan, mana pasukan kita, mana pasukan Belanda, sebagai identitas kita saja, bukan untuk mistik. Waktu itu memang perangnya malam hari, sekitar enam jam. Saya ikut pegang senjata, ikut menembak, tapi tidak tahu, kena atau tidak, karena gelap. Saya sendiri tidak terluka," kata Soemarwan yang kala itu menjabat kapten perhubungan pasukan Wehrkreis III (WK III) pimpinan Soeharto yang ditemui KRjogja.com seusai upacara peringatan Serangan Oemoem 1 Maret di Monumen Serangan Oemoem 1 Maret, Yogyakarta, Senin (1/3).
Pada saat itu, kenang Soemarwan, para pejuang Serangan Oemoem 1 Maret mengalungkan janur kuning. Jika semangat pasukan menjadi berkobar, itu bukan kerena janur kuningnya, malainkan karena jiwa patriotisme terhadap tanah air.
Soemarwan merasa, semangat patriotisme dirinya dan rekan-rekan seperjuangan dahulu, kini tidak dimiliki oleh generasi muda saat ini. Hal ini dapat terlihat dari banyaknya konflik yang terjadi di dalam masyarakat saat ini.
"Generasi muda sekarang banyak gesekan, tidak bersatu seperti dulu. Dulu, jadi pemimpin itu pengorbanan. Sekarang, jadi pemimpin jadi rebutan. Ini menunjukkan, tidak punya jiwa kepahlawanan," keluhnya.